Jumat, 20 Januari 2017

Terimakasih Tuhan :)

Pada Tuhan yang tetap membiarkan anganku mengarungi mimpi indah diantara mimpi buruk yang kerap aku dapatkan saat aku membuka atau saat aku memejamkan mata. Terimakasih, sempat kakiku terluka dan enggan untuk berlari kembali ketika aku tak yakin lagi pada kemampuanku menopang segala pijakan yang begitu banyak duri disetiap jalan yang aku lalui.
Namun sebuah uluran tangan lagi-lagi mengoyak lumpuhnya keyakinanku untuk tetap bisa berdiri dikakiku sendiri.
Bagaimana bisa aku mengabaikan segala teriakan yang meneriakiku untuk ikut bersamanya berteriak bahwa aku masih "bisa", bahwa aku masih "paling" dan tetap akan jadi yang "ter" diantara yang lain? Untuk apa aku mulai membawa segala kesombonganku dan menamparkan padanya jika akhirnya segala janji hanya "sekedar"?
Saat itu aku bergegas menyibakan seluruh tirai hitam yang menjadi penyebab kabut gelap keyakinanku untuk dapat berdiri kokoh dan mulai berfikir untuk bersamanya menghabiskan kembali waktu yang hampir aku sia-siakan, terimakasih Tuhan.. karena telah menghadirkannya dengan segala kemampuannya dalam merangkulku, karena membuatnya ada disampingku meski sekarang jarak menjulang mengusik banyak kerinduan.
Aku teramat menyayanginya dan semua masih dengan detak yang sama. KAMU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar